“Pentingnya
kita memperkuat nilai-nilai agama, budaya dan norma-norma agama, harus terus kita
perkuat karena tanpa sadar kita sudah ikut budaya Barat, bahaya sekali!” demikian
kutipan pesan Presiden Joko Widodo (Jokowi), dalam sambutannya di acara penutupan pengkajian Ramadhan 1439 H di Kampus Uhamka, Selasa (29/5) kemarin.
Pesan ini disampaikan
Jokowi berdasarkan situasi yang terjadi saat di masyarakat. Dia menilai bahwa pengaruh
budaya Barat sudah semakin meluas di Indonesia. Apalagi dengan kehadiran digital
media, yang merupakan hasil karya negara Barat, akan semakin menggerus nilai-nilai budaya Indonesia.
Jokowi menyampaikan nilai-nilai kehidupan asli Indonesia harus terus dijaga dan dipraktikkkan, termasuk dalam hal penggunaan sosial media. “Karena individu-individu sekarang bisa sampaikan apa-apa di media sosial. Bahanya kalau terbawa ke hal tak baik. Gampang curiga, berprasangka buruk - su’uttafahum, harusnya husnuttafahum - berprasangka baik. Kalau berprasangka buruk ini yang berbahaya. Ini yang terjadi, karena enggak ada filter,” terangnya.
Baca Juga :
Sosial Media Jadi Markas Sebarkan Ideologi Radikal. Mari Bertindak Lewat Imago Conference!
Begini Cara Kerja Sosial Media Rusak Otak Kita, Kamu Pasti Gak Nyangka!
Dampak negatif
penggunaan sosial media ini, katanya, sudah menglobal. Tak hanya menimpa masyarakat
Indonesia saja. Karena setiap kepala negara yang dijumpainya juga mengeluhkan hal
serupa. “Setiap kepala negara yang bertemu dengan saya juga mengeluh yang sama. Inilah menurut saya pentingnya kita memiliki adab dalam bermedia sosial,” katanya.
Pesan terakhir
Jokowi untuk diperhatikan adalah supaya masyarakat tak kehilangan nilai-nilai hidup
seperti budi pekertidan sopan santun hanya gara-gara tak mampu mengendalikan penggunaan
digital media di era ini.
Ya, kita sependapat
dengan Presiden Jokowi. Bahkan bukan hanya masyarakat secara umum, tapi sebagai
gereja kita juga harus jadi pengguna sosial media yang cerdas. Jangan sampai digital
media membuat kita berubah dan kehilangan identitas diri sebagai pribadi yang dilahirkan
dan dibesarkan dalam budaya keragaman dan kehidupan beragama yang toleran.